Universitas Muhammadiyah Papua Selenggarakan 2 Kali Vaksinasi

Universitas Muhammadiyah Papua bekerjasama dengan Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Kesehatan Kota Jayapura, menyelenggarakan kegiatan Vaksinasi ke-2 Dosen, Staf, dan Warga Muhammadiyah di kampus UM Papua Tanah Hitam, Abepura, Jàyapura, Selasa (10/09/2021).Rektor UM Papua Prof. H.R. Partino menjelaskan, bahwa vaksinasi di UM Papua bertujuan untuk turut menyukseskan program pemerintah dalam pengendalian wabah COVID-19.”Latar belakang kegiatan vaksinasi ini ingin membantu pemerintah menyukseskan penanganan wabah COVID 19, salah satunya adalah melalui vaksinasi. Maka UM Papua berinisiatif untuk menyelenggarakan vaksinasi terutama untuk dosen, staf dan warga Muhammadiyah pada umumnya baik itu untuk di tingkat TK, SD, SMP, MTS maupun SMA, kita himbau untuk selenggarakan vaksinasi disini,” jelasnya.Pada kegiatan vaksinasi kedua ini dikatakan Rektor bahwa jumlah peserta meningkat dibanding vaksinasi pertama, ini termasuk menyertakan pekerja proyek bangunan di kampus UM Papua. Untuk diketahui, vaksinasi pertama dilaksanakan pada 12 Juli 2021.”Masih ada warga yang takut divaksin hingga ada pula orang tua yang melarang vaksinasi.Mumpung vaksinasi gratis, kenapa tidak kita manfaatkan. Bepergian misalnya, kan mensyaratkan vaksinasi pertama,” demikian lagi dikatakan Rektor Partino.”Himbauan saya untuk dosen, staf dan warga Muhammadiyah, kita harus menaati anjuran pemerintah, dan anjuran dari para ulama, termasuk MUI dan PP Muhammadiyah. Kita harus menaati prokes untuk kebaikan bersama. Mari kita saling melindungiSa jaga ko, ko jaga sa. Jaga semuanya,” tegas Rektor.”Pemerintah Kota Jayapura luar biasa, terutama Walikota. Permintaan saya untuk kegiatan vaksinasi ini hanya via WA pada beliau. Ditanyakan jumlah peserta dan waktu serta tempat. Langsung beliau menugaskan Dinas Kesehatan untuk vaksinasi dosis pertama,” terangnya.Rektor menjelaskan pula bahwa PP Muhammadiyah Pusat menghimbau agar UMP mempunyai Satgas COVID. Maka Satgas COVID dibentuk sejak bulan Juli 2021. “Tugas dan fungsi utama Tim Gugus Tugas COVID ini membantu pemerintah melalui Satgas COVID Kota Jayapura. Apa yang ditugaskan Satgas COVID Kota Jayapura akan kita ikuti,” jelasnya lagi.Ia juga mengimbuhkan kiprah LazisMu yang sudah turut terlibat dalam menangani korban COVID yang meninggal, melalui pemulasaran, hingga pemakaman, termasuk mengupayakan ambulans.Dr. Dionisius Mario Tappy, dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura, sebagai dokter vaksinasi memaparkan panjang lebar aspek-aspek klinis pelaksanaan vaksinasi.Setelah vaksinasi, jelasnya menjawab pertanyaan, jika ada keluhan yang disampaikan padanya biasanya ada yang demam, mual, muntah, alergi. “Alergi biasanya penundaan 1 hari setelah vaksinasi. Tapi itu semua ringan. Selama ini tidak pernah ada yang berat atau sampai meninggal, untuk tim saya,” imbuhnya.Keluhan itu, sambungnya, dengan minum obat biasanya teratasi. Artinya jikapun ada keluhan itu gejala yang terprediksi dan wajar.”Adapun jika dengan selang waktu 5 hari atau seminggu, maka itu belum tentu dari vaksinasi ,” jelas dr. Dino. Efek itu jika ada, tambahnya lagi, kurang lebih 24 jam atau paling lama kalaupun ada penundaan 3 hari.”Makanya saya biasanya kadang minta periksa dulu, thypus, malaria…,” ucapnya.”Terus ada beberapa gejala batuk pilek atau hilang penciuman. Namun vaksinasi tidak ada gejala batuk pilek atau hilang penciuman. Artinya itu bukan karena vaksinasi,” sambungnya menegaskan. Untuk orang Indonesia, dijelaskannya, rata-rata dalam 14-28 hari imunitas terbentuk.”Tapi agar merata dan baik, maka diambil rata 28 hari. Jadi beragam, ada yang di hari ke 14, 16, dan seterusnya hingga hari ke 28. Makanya diambil sama 28 hari,” demikian dipaparkannya.Fungsi vaksinasi, dijelaskan kemudian oleh dr. Dino, kedua-duanya menstimulus antibodi.”Dosis kedua sebagai booster untuk memperpanjang fungsi vaksin. Untuk vaksin ini kerjanya kurang lebih 1 tahun. Vaksin pertama, kurang lebih 3-6 bulan.”Memperpanjang jangka waktu perlindungan, maka vaksinasi kedua dilakukan.”Kita kan kejar herd immunity, yaitu dengan 70 persen warga Indonesia tervaksinasi. Kalaupun target terkejar maka nggak perlu vaksinasi ketiga,” tegasnya.”Kalaupun herd immunity belum terpenuhi, maka setahu saya pemerintah tidak memfasilitasi lagi (dosis ketiga).” Masih menurut dr. Dino, mereka yang tidak rentan, tidak punya komorbid, bukan tenaga kesehatan yang riskan terpapar, cukup 2 dosis vaksinasi.”Setelah setahun kedepan, kita belum tahu, apakah herd immunity sudah tercipta. Jika belum, maka dilakukan vaksinasi ketiga,” ungkapnya.Papua belum mencapai target vaksinasi menurut penjelasan dr. Dino. Dari 4 jutaan penduduk, baru 300 ribuan yang tervaksinasi.Selengkapnya menurut data per 19 Juli 2021 mengacu penjelasan dr. Dino, dari 3.972.077 orang penduduk Papua yang ditargetkan vaksinasi, baru 142.073 orang mengikuti vaksinasi dosis pertama dan baru 189.557 orang mengikuti vaksinasi dosis kedua. “Kendala umum di Papua, banyak, dari warga sendiri, kurang kesadaran mungkin karena hoax sehingga takut divaksin,” jawab dr. Dino merespon pertanyaan Kalaupun mau divaksin, jelasnya lagi, ada yang terpaksa karena mau bepergian.”Seharusnya tiap Puskesmas ada tim vaksinasi, namun banyak petugas medis di Puskesmas yang terpapar,” terangnya.Setelah screening, ada pula peserta yang ditunda karena tidak lolos screening. “Ada beberapa yang ditunda karena mungkin tekanan darah tinggi, alergi obat berlebihan, auto imun, sakit bawaan, tidak fit, itu bisa kita tunda sementara waktu.””Untuk hari ini di UM Papua ada vaksinasi dosis pertama, ada vaksinasi dosis kedua. Di UM Papua, ada satu saja yang ditunda setelah screening,” papar dr. Dino lagi.Menyoal orang yang positif COVID, maka harus ditunda 3 bulan.”Karena sasaran pemerintah adalah untuk yang sama sekali belum punya imunitas alami,” terang dr. Dino.Peserta kegiatan vaksinasi pertama di UM Papua ada 21 orang. Sedangkan total peserta vaksinasi kali ini ada 43 orang, dengan tunda vaksinasi 1 orang. Maka tervaksinasi42 orang di kegiatan kedua. Penundaan vaksinasi dosis 2 tersebut dikarenakan tidak lolos screening. Tidak ada saru orangpun tunda vaksinasi untuk kegiatan vaksinasi pertama.Dari peserta vaksinasi dosis pertama di kegiatan vaksinasi pertama bulan lalu di UM Papua hanya 8 orang yang mengikuti vaksinasi dosis kedua.Vaksinasi dosis 2 sendiri, pada kegiatan vaksinasi yang kedua kali ini diikuti oleh 35 orang peserta.Tim terdiri dari 6 orang dengan 1 orang tenaga dokter. Pendaftaran 1 orang petugas di meja 1 dengan tugas pelayanan administrasi.Pada meja 2 ada orang petugas, terdiri dari dokter dan perawat. Pada meja 3, 1 orang perawat bertugas menyuntik. Sedangkan pada meja 4, 2 orang petugas dengan tugas observasi oleh 2 orang tenaga administrasi. (Humas)

Leave a Reply